Sunday, June 29, 2025

Mengimbau Kehidupan Awal Pasca-Kemerdekaan: Sebuah Refleksi Sosial

Pada tahun-tahun awal negara kita mendapat merdeka, kehidupan di Malaysia sebagai sesuatu yang ringkas, sederhana dan moderate serta berperikemanusiaan. Kemiskinan memang wujud. Tetapi semangat muhibah antara komuniti pelbagai kaum dapat menyatupadukan semua kaum. Semua kaum rata-ratanya miskin. Jadi tiada prejudis ataupun berdendam. Kita diajari oleh guru daripada semua lapisan etnik. Pelajar juga mempelajari budaya  etnik lain daripada guru-guru mereka secara tak langsung. Malah penggunaan perkataan keling, kafir dan babi dan sebagainya sudah normal dalam interaksi pelajar pelbagai etnik. Saling memahami dan menghormati lebih terserlah daripada aspek lain. Penggunaan bahasa inggeris dalam kalangan semua etnik adalah sesuatu yang inklusif bukan megah atau menunjuk-nunjuk. Hari ini, semangat keMalaysiaan itu sudah tiada lagi. Kepercayaan sosial sudah defisit.  Begitu juga nilai kemanuesiaan dalam kalangan pelbagai kaum juga sudah defisit. Untuk menghidupkannya kembali kita perlu pedagogi kritis yang mendalam, yang mampu menanamkan kesedaran sosial, empati, serta semangat perpaduan yang sejati dalam kalangan generasi akan datang.

Pedagogi kritis

 



Dr. Uhar Suharsaputra

Pedagogi Kritis

APA ITU CRITICAL PEDAGOGY…?

1. Secara bahasa pedagogi berasal dari bahasa yunani kuno terdiri dari dua kata yaitu Pais yang berarti anak (child) dan Agi yang berarti memimpin (lead), jadi pedagogi berarti lead the child atau memimpin anak. Dalam perkembangannya pedagogi sering dimaknai sebagai pendidikan/ilmu mendidik (ilmu mendidik anak yang belum dewasa), sedangkan mendidik/ilmu mendidik orang dewasa disebut andragogi. Meskipun demikian penggunaan istilah pedagogi sering dimaksudkan sebagai pendidikan dalam arti umum/luas (Education) tanpa membedakan tingkatan usia kematangan seseorang.

2. Pedagogi kritis (critical pedagogy) merupakan pendekatan pembelajaran yang berupaya membantu murid mempertanyakan dan menantang dominasi serta keyakinan dan praktek-praktek yang mendominasi (wikipedia) . the term has traditionally referred to educational theory and teaching and learning practices that are designed to raise learners’ critical consciousness regarding oppressive social conditions. In addition to its focus on personal liberation through the development of critical consciousness, critical pedagogy also has a more collective political component, in that critical consciousness is positioned as the necessary first step of a larger collective political struggle to challenge and transform oppressive social conditions and to create a more egalitarian society. Pedagogi kritis (critical pedagogy) dapat dimaknai sebagai pendidikan kritis yaitu pendidikan yang selalu mempertanyakan mengkritisi pendidikan itu sendiri dalam hal-hal fundamental tentang pendidikan baik dalam tataran filosofis, teori, sistem, kebijakan maupun implementasi implementasi

3. Dalam tataran filosofis pedagogi kritis merupakan tantangan dan kritik akan kemapanan modernisme serta kebijakan dan penyelenggaraan pendidikan yang bersifat oppresive dalam situasi sosial yang juga opresif karena megacu pada pandangan metanarasi/grand narasi yang mengabaikan narasi-narasi lokal. Oleh karena itu pedagogi kritis sering diindukan/diilhami/terkait dengan mazhab Frankfurt dan post modernisme, non essensialisme karena tekanan yang amat kuat pada pendidikan sebagai praktek pembebasan manusia daritatanan sosial ekonomi yang termanifestasikan dalam proses pendidikan. Pedagogi kritis mendapat pengaruh yang kuat dari pemikiran-pemikiran Paulo Freire (sering dipandang sebagai pelopor pemikir pedagogi kritis) seorang pendidik asal Brazil (pernah menjadi Menteri Pendidikan) yang dalam karya tulisnya (bukunya antara lain : Education as the practice of liberation, Pedagogy oh the oppressed, pedagogy of the heart, The Politic of Education, Culture, Power, and Liberation) menjelaskan/mengelaborasi bagaimana pendidikan harus dilaksanakan dalam upaya membebaskan manusia situasi sosial dan pendidikan yang menekan, mendominasi dan menjadikan manusia harus menerima apa adanya dalam situasi sosial yang ada tanpa menyadari dan mengkritisi situasi tersebut.

4. Pedagogi kritis mempunyai akar/dimensi ideologi politik dalam konteks perjuangan sosial/tranformasi kondisi sosial politik dari kekuasaan yang opresif untuk mencapai tatanan sosial politik yang adil dan egaliter, dimensi filosofis berkaitan dengan makna dan tujuan pendidikan terkait dengan pendidikan sebagai praktek pembebasan dan dimensi praktis pemberdayaan manusia/individu/peserta didik melalui konsep Conscientization (pewujudan kesadaran kritis/the coming to critical consciousness). konsentisasi akan membawa pada pendidikan yang membebaskan yang berfokus pada pengembangan kesadaran kritis melalui pemahaman hubungan antara masalah individu dan pengalaman dengan konteks sosial dimana individu itu berada, untuk itu langkah praxis penting untuk dilakukan sebagai pendekatan reflektif atas tindakan yang melibatkan siklus teori, aplikasi, evaluasi, refleksi dan kemudian kembali lagi pada teori. Siklus tersebut akan mendorong kesadaran kritis manusia akan diridan lingkungannya.

5. Dalam tataran praktek pendidikan/pembelajaran terdapat beberapa konsep penting yang menjadi bagian dari pedagogi kritis antara lain Constructivisme, Banking concept of edecation, Problem posing education, Dialogical method. Meskipun Konsep-konsep tersebut terkait dengan seluruh dimensi dari pedagogi kritis, namun dalam implementasinya dapat terjadi meskipun mengacu pada kepentingan praktis pragmatis tanpa mengaitkannya dengan dimensi ideologi politis, sehingga pelaksanaan tersebut dapat dipandang sebagai bagian yang menyerap pedagogi kritis, baik karena kesadaran ideologis, maupun kesadaran akan pentingnya hal tersebut dalam meningkatkan mutu pendidikan guna mempu dalam menghadapi tantangan perubahan yang cepat.

6. Constructivisme merupakan landasan filosofis bagi pendekatan pembelajaran yang berpusat pada siswa (student centered learning), dimana siswa/peserta didik merupakan subjek yang aktif dalam mengkontruksi pengetahuan berdasarkan pengalaman melalui aksi dan refleksi (learning as an active process in which learners construct their own understanding and knowledge of the world through action and reflection. Constructivists argue that individuals generate rules and mental models as the result of their experiences with both other human subjects and their environments and in turn use these rules and models to make sense of new experiences). Untuk itu pembelajaran tidak bisa memandang bahwa peserta didik sebagai bejana yang harus diisi oleh guru/pendidik sebagaimana layaknya menabung di bank dan guru sebagai penabungnya untuk mengisi tabungan peserta didik yang masih kosong (education.. as an act of depositing, in which the students are the depositories and the teacher is the depositor  Banking concept of edecation).

7. Untuk menjadikan peserta didik/siswa aktif dalam pemerolehan pengetahuan, maka diperlukan strategi dan metode yang menghadapkan siswa dengan masalah yang dialaminya melalui Problem posing education atau pendidikan hadap masalah dimana education as the process of transferring information, and embraces a view of education as consisting of acts of cognition that take place through dialogue. Students and teachers become critical co-investigators in dialogue with each other. Dalam kondisi ini tidak ada satu fihak mengajar fihak lain tapi semua fihak belajar Men teach each other, mediated by the world, by the cognizable objects which in banking education are ‘owned’ by the teacher”

8. Guna mengimplementasikan problem posing education dalam tataran praktis pembelajaran, maka metode dialog (Dialogical method) menjadi suatu cara kondusif yang dapat mengembangkan dan memperkuat proses pembelajaran bersama dalam metode ini semua mengajar dan semua belajar dengan cara ini pembelajaran menjadi sangat egaliter dimana tak ada fihak mendominasi fihak lain Pendidik dan Peserta didik sama-sama belajar dari masalah-masalah yang dialami dalam kehidupannya. in this method, all teach and all learn. The dialogical approach contrasts with the anti-dialogical method, which positions the teacher as the transmitter of knowledge, a hierarchical framework that leads to domination and oppression through the silencing of students’ knowledge and experiences. Metode dialog ini amat menentukan pendidikan yang benar seperti pernyataan Freire bahwa without dialog there is no communication, and without communication there can be no true education

9. Pedagogi kritis sebenarnya bukan hal yang baru, setiap waktu banyak pakar mengkritisi pendidikan dari muali sistem sampai implementasi dalam tataran mikro operasional, semua itu pada dasarnya menjadi khasanah bagi kita untuk terus mencari upaya yang makin baik dalam meningkatkan mutu pendidikan bukan hanya dalam konteks output tapi juga dalam konteks peningkatan mutu kehidupan masyarakat dalam struktur sosial, politik dan ekonomi yang adil, egaliter dan sejahtera serta memanusiakan manusia manusiawi. Terlepas dari dimensi politik ideologi dan teori yang rumit, implementasi pembelajaran di kelas dapat mengambil manfaat dari pedagogi kritis ini untuk meningkatkan mutu pembelajaran dalam membantu generasi mendatang memiliki karakter yang baik serta kapabilitas produktif yang tinggi dengan basis nilai yang dapat menjadikan manusia manusiawi.


Next Projects from PPIM



My next projects for my newly launched NGO, Malaysia Knowledge Advancement Organization. 

1.Bengkel:

AI - PENYEMAKAN KENDIRI KEPADA PELAJAR.  Bagaimana pelajar yang lemah dalam penulisan esei dapat meningkatkan tahap penulisan mereka dengan menggunakan platform OpenAI.

2.Ceramah;

Mengapakah pelajar B40  memerlukan pedagogi kritis

3.Seminar:

Penulisan jurnal peribadi - satu kaedah untuk mengembangkan bakat penulisan pelajar/ mahasiswa


Reminder to members PPIM

Do you still remember the NGO that was established last year? Our NGO operates at the national level in Malaysia. Therefore, we need activities at the state level. Our NGO has appointed you as the representative for Selangor. ROS requires that at least three states must be active. At the moment, I have carried out four activities, and the representative in Sabah is currently conducting several activities. However, at the Selangor level, we have not had any activities yet.

As you are already aware, one of the objectives of our NGO is to carry out research. For that, we need funding. Our NGO can apply to the government, but we must first organize activities at various state levels.

So far, I have carried out four activities/programs. I kindly ask for your cooperation: whenever you conduct any activity, please take photos and make sure you are in the photos as well. We can consider these as part of our NGO’s programs. Any kind of activity is acceptable.

I hope you will give your cooperation. These activities, along with the photos, will be published on Facebook, and I will prepare the report for them. You just need to provide the name of the activity, as well as the date, location, and time it was held.

Even photos of your tuition sessions, the assistance you provide as a counsellor, and your meetups with friends can be submitted as activities under our NGO. All of these contribute to spreading knowledge to the community. Just provide the name of the activity, along with the date, time, and location.

What’s most important is the photo — and you must be in the photo.

Our Life Our Choice

Biar hidup kita sibuk, padat dengan jadual, dan memberi tumpuan kepada perkara positif. Kebahagiaan sememangnya satu pilihan, dan setiap hari kita bangun dan fikir kita sangat bertuah dapat menjalani kehidupan yang kita ada sekarang 


Saturday, June 28, 2025

Pagi di LaLaport BBCC: Kota dalam Taman
















Pagi ini kami berkunjung ke Bukit Bintang City Centre (BBCC). Kami tiba seawal jam 9.30 pagi, ketika kebanyakan premis perniagaan, termasuk pasar raya, masih belum dibuka. Sementara menunggu, kami mengambil kesempatan untuk bersiar-siar di kawasan rekreasi yang terletak di tingkat tiga, yang menampilkan landskap yang indah dan mendamaikan.

Di situ terdapat laluan air menarik di mana pengunjung boleh berjalan seolah-olah di atas permukaan air. Terdapat juga kerusi santai yang disediakan untuk keluarga bersantai sambil menikmati suasana. Keindahan kawasan ini cukup unik — bukan sahaja dikelilingi oleh bangunan pencakar langit, malah terdapat kehijauan rimbunan pokok yang menenangkan jiwa. Inilah yang dikatakan "kota dalam taman".

Perlu diketahui bahawa LaLaport BBCC ini dibangunkan di atas tapak bekas Penjara Pudu, salah satu penjara paling bersejarah di Malaysia.

Selepas kira-kira 40 minit berekreasi, kami singgah di sebuah restoran berdekatan dalam kompleks tersebut, iaitu Restoran POKOK. Saya hanya memesan latte untuk mengisi waktu santai pagi itu.

Selesai menikmati minuman, kami meneruskan lawatan ke Daiso, kedai barangan Jepun yang terkenal, sebelum singgah ke Excess, sebuah kedai buku berskala besar. Dari situ, saya dan cucu menuju ke tapak permainan kanak-kanak. Menariknya, cucu saya lebih gemar berbual-bual sahaja dan tidak mahu bermain gelongsor kerana kawasan itu agak sesak dengan kanak-kanak lain.

Hampir keseluruhan hari ini saya luangkan bersama kedua-dua orang cucu saya. Kami pulang ke rumah sekitar jam 1 tengah hari, membawa pulang kenangan manis dari pagi yang sederhana namun bermakna di tengah kota raya.

Persahabatan, Bantuan dan Harapan yang Tertinggal

Pernahkah anda perhatikan bahawa seseorang yang tidak memiliki apa-apa selalunya akan lebih cepat menghulurkan bantuan, berbanding mereka yang memiliki segalanya? Kata-kata ini kembali terngiang dalam fikiran saya apabila seorang rakan lama tampil menawarkan bantuan — mahu mencarikan pelajar untuk kelas saya. Niatnya baik dan ikhlas. Dia hanya meminta saya menghantar jadual kelas serta butiran peribadi sebagai rujukan.

Saya menyambut hulurannya dengan hati yang terbuka, walaupun dalam diri terselit harapan agar hubungan kami kekal dalam batas yang sepatutnya. Sudah berbulan-bulan kami tidak berhubung, dan kehadirannya semula mengundang pelbagai rasa.

Namun begitu, apabila mendengar kisah tentang pasangannya, hati saya sedikit tersentak. Ada rasa yang sukar digambarkan — antara simpati, kehairanan, dan juga kegusaran yang terselindung.

Begitulah kehidupan — pertemuan yang tidak dijangka, janji yang belum tentu ditunaikan, dan emosi yang kadang-kadang tidak tahu ke mana hendak disalurkan. Saya hanya berharap, jika pun hubungan ini tidak membawa kepada apa-apa yang besar, sekurang-kurangnya ia tidak merosakkan apa yang pernah baik dahulu. Katanya dia kesal dan kecewa sebab dulu memang anak didik saya ramai ketika mendidik anak-anaknya. Katanya saya tidak uar-uarkan perkhidmatan saya kepada khalayak.

Catatan Sehari di Kuala Lumpur: Cucu, Tren Lama dan Bahu Yang Sakit


Hari ini saya memulakan perjalanan ke Kuala Lumpur untuk melawat anak dan cucu. Saya bertolak seawal jam 6.40 pagi dan tiba di KL Sentral sekitar 10.35 pagi. Seperti biasa, suasana sesak mula terasa sebaik menghampiri ibu kota, tetapi kali ini kelihatan pihak polis lebih tegas mengawal pintu masuk. Ramai pemandu diberi amaran kerana berhenti terlalu lama untuk menurunkan penumpang, menyebabkan aliran trafik terganggu. Tindakan ini nampaknya wajar — KL memang tidak boleh berkompromi dengan kelambatan.

Sewaktu tren berhenti di Stesen Kuala Lumpur lama, kenangan masa silam menerpa. Saya pernah menaiki tren seumpama ini suatu ketika dahulu — bahkan pernah juga menghantar motosikal menggunakan perkhidmatan tren kargo. Detik itu ringkas, namun cukup menyentuh hati. Satu perasaan nostalgia yang sukar diterangkan.

Sebaik saya masuk ke dalam kereta, msta saya terus melilau mencari cucu kesayangan saya. Saya disambut cucu. Wajahnya yang bersih dan senyumannya yang jujur seolah-olah menyapu terus rasa sakit di bahu saya. Walaupun saya masih menanggung kesakitan, namun semua itu lenyap seketika tatkala melihat dia berlari ke arah saya.

Dari sana kami terus  ke pusat beli-belah Great Eastern di Ampang. Kami berjalan sambil berpegangan tangan — satu momen kecil yang membawa makna besar. Di sana, kami melihat hamster dan kucing peliharaan. Tingkah laku hamster yang lucu membuatkan cucu saya ketawa tanpa henti, dan saya turut tergelak melihat riangnya dia.

Saya sempat menelefon anak bongsu dan OR. Cucu saya berbual dengan mereka dalam bahasanya yang tersendiri. Walaupun belum sempurna, saya kagum dengan keyakinan dan keberaniannya untuk menyampaikan perasaan.

Pulang ke rumah, saya menikmati sarapan dan mengambil ubat. Kemudian, saya melayan pula si kecil. Dia ketawa, senyum, dan bergesel manja dengan saya. Namun, seperti yang diberitahu oleh ibu bapanya, cucu saya tidak biasa berada terlalu lama dengan orang selain mereka. Benar, selepas kira-kira 30 minit, dia tiba-tiba menangis kuat. Tetapi yang menyentuh hati saya — tanpa disuruh, dia datang mencium pipi saya. Itu sahaja sudah cukup membuatkan hati saya sebak.

Seperti rutin harian, saya ke restoran berseberang jalan untuk membeli chapati. Selesai makan dan mandi, saya kembali menemani cucu dan membacakan buku kegemarannya. Dia menari di atas katil, untuk lagu "Jingu Chaa" yang membuatkan dia menari penuh semangat.

Namun, ketika sedang membaca, leher saya mula terasa sakit yang amat. Saya terpaksa memanggil Angah untuk menjaga cucu dan saya masuk ke bilik untuk berehat. Saya tertidur sebentar tetapi terjaga sekitar jam 11.30 malam kerana kesakitan bahu yang mencucuk-cucuk. Saya sapukan gel dan tampal plaster, berharap rasa sakit itu akan reda menjelang pagi.

Hari ini mungkin tampak seperti hari biasa — tetapi untuk saya, setiap senyuman cucu-cucu, setiap langkah perlahan di gedung beli-belah, dan setiap ciuman kecil yang tidak dijangka, adalah detik-detik berharga yang saya simpan kemas dalam hati. Ya, bahu masih sakit... tetapi jiwa saya hari ini terasa ringan.

Wednesday, June 25, 2025

Fisio di HLWE


📝 Rekod Lawatan Fisioterapi – Bahu (24 Jun 2025)

Lokasi: Jabatan Fisioterapi, Hospital Lam Wah Ee (HLWE)

Masa: 2:15 PM – 3:30 PM

Bayaran: RM 105

Fisioterapis: Cik Ida

Sesi Seterusnya: Selasa, 2 Julai 2025, jam 1:30 PM

✅ Prosedur Rawatan:

1. Urutan Terapeutik (Manual Therapy)

Kawasan: Bahu dan lengan

Tujuan: Melegakan ketegangan otot, melancarkan peredaran darah, mengurangkan kekakuan.

2. Ultrasound Terapi

Kawasan: Bahu

Proses: Gel digunakan, transduser digerakkan di kawasan sakit.

Tujuan:

Mengurangkan keradangan dan bengkak.

Meningkatkan aliran darah ke tisu cedera.

Merangsang pemulihan otot/tendon.

Berkemungkinan menangani masalah seperti tendonitis, bursitis atau rotator cuff injury.

3. Terapi Ais (Cryotherapy)

Tujuan: Mengurangkan keradangan dan kesakitan selepas rawatan manual & ultrasound.

4. Senaman Pemulihan (Rehabilitation Exercises)

Senaman: Angkat tangan ke atas, ke bawah, dan ke kanan menggunakan sebatang kayu (mungkin tongkat PVC atau tongkat kayu senaman).

Tujuan:

Meningkatkan jarak pergerakan (range of motion).

Melatih otot sokongan sendi bahu secara beransur-ansur.

🎯 Tujuan Keseluruhan Rawatan Bahu Ini

Meningkatkan kelegaan kesakitan secara semula jadi.

Mengembalikan fungsi normal bahu.

Mencegah kekakuan bahu dan beku bahu (frozen shoulder).

Mengelakkan pergantungan kepada ubat tahan sakit.

Monday, June 23, 2025

Strategi 2 PPIM



Saya telah meminta wakil dari negeri Kedah untuk menganjurkan suatu aktiviti yang dapat memberikan manfaat kepada komuniti setempat, khususnya dalam meningkatkan pemahaman terhadap sesuatu bidang ilmu. Antara cadangan yang dikemukakan termasuklah perkongsian pengalaman kerjaya atau sesi bimbingan bersama pelajar, terutamanya berkaitan kaedah pembelajaran yang berkesan. Sumbangan individu, meskipun seorang, amat dihargai, dan penyertaan secara berkumpulan adalah lebih digalakkan bagi memperluas impak program tersebut. Perkongsian maklumat dan pengetahuan ini tidak melibatkan sebarang unsur politik, sebaliknya memfokuskan kepada perbincangan dalam bidang-bidang seperti ekonomi, sosial, kesihatan, pendidikan, dan lain-lain yang bersifat membina.



Strategi 1 PPIM



Sebelum pertubuhan ini memohon atau menerima sebarang bentuk pembiayaan atau dana daripada sumber luar, keutamaan perlu diberikan kepada pemantapan sistem kewangan dalaman. Ini termasuklah keupayaan untuk mengurus dan merekodkan aliran kewangan dengan telus, khususnya bagi pelaksanaan aktiviti yang berfaedah dan bersifat mendidik. Pemantapan ini penting bagi memastikan pertubuhan diyakini, dipercayai, dan berwibawa di mata penyumbang dan rakan strategik.

Memandangkan NGO ini masih baharu dan belum mencapai tempoh sebulan penubuhannya, pendekatan awal bersifat kecil skala dan berfokus. Antara langkah awal yang telah diambil ialah menghubungi beberapa pelajar sekolah dan mencadangkan agar mereka mengumpulkan beberapa rakan bagi menghadiri sesi perjumpaan mini. Dalam perjumpaan ini, kami akan memberi bimbingan berkaitan teknik menjawab soalan Pengajian Am STPM Semester 2.

Setakat ini, sebanyak empat aktiviti telah dikenal pasti dalam perancangan awal. Aktiviti-aktiviti ini boleh dikendalikan secara individu memandangkan jumlah peserta yang terlibat adalah kecil (sekitar seorang atau dua orang bagi setiap sesi), dan oleh itu belum memerlukan penyertaan sukarelawan tambahan.

Di samping itu, kami juga akan menghubungi Encik Lim untuk mendapatkan bantuan dalam memberikan sokongan pembelajaran kepada pelajar yang mengambil subjek Matematik M.

Saturday, June 21, 2025

PPIM


Pada 21 dan 22 Jun 2025, saya terlibat dalam urusan Pertubuhan Pembangunan Ilmu Malaysia (PPIM), atau dalam bahasa Inggeris dikenali sebagai Malaysia Knowledge Development Organization. Saya agak terkejut kerana permohonan atas talian dihantar pada 9 Jun dan kelulusan diterima pada 18 Jun. Ini menunjukkan tahap kecekapan pihak Pendaftar Pertubuhan (ROS), yang patut diberikan penghargaan.

Pada 21 Jun, mesyuarat sulung PPIM telah diadakan secara atas talian di Old Town Coffee, dihadiri oleh sembilan orang ahli jawatankuasa (AJK), manakala tiga orang AJK yang lain tidak hadir atas sebab-sebab tertentu. Kini, jumlah keseluruhan ahli PPIM adalah seramai 17 orang, terdiri daripada 12 AJK dan 5 ahli biasa. Ahli biasa tersebut tidak berminat untuk memegang jawatan, dua daripada mereka dilantik sebagai juruaudit dalaman oleh mesyuarat jawatankuasa.

Pada 22 Jun, satu minit mesyuarat telah diedarkan kepada semua ahli. Dengan ini, ahli jawatankuasa kini dapat merancang dan melaksanakan aktiviti atau program mengikut kesesuaian dan keupayaan masing-masing. Aktiviti PPIM tidak perlu melibatkan puluhan atau ratusan peserta, kerana yang lebih penting adalah kualiti berbanding kuantiti.

Mesyuarat jawatankuasa seterusnya dijadualkan pada bulan hadapan, dengan notis mesyuarat perlu dikeluarkan sekurang-kurangnya 14 hari sebelum tarikh mesyuarat.

Itulah sedikit sebanyak sumbangan yang dapat saya berikan kepada komuniti, berdasarkan keupayaan yang ada pada diri saya.

Thursday, June 19, 2025

Jalan Ini Pilihan Saya Selepas Bersara

 

Sejak awal persaraan, saya telah menyedari bahawa selain menerima pencen bulanan, saya perlu juga melakukan kerja sambilan bagi menyara kehidupan harian. Jalan yang saya pilih ini tidak menjamin pendapatan yang tetap dan konsisten setiap bulan. Rezeki yang diperoleh bersifat tidak menentu; ada ketikanya mencukupi, namun pada masa yang lain, langsung tiada pendapatan yang diterima. Walaupun begitu, saya tidak pernah menyesali keputusan ini. Bilangan pelajar yang datang mendapatkan bimbingan daripada saya turut berubah-ubah mengikut musim dan keadaan. Namun demikian, saya tetap setia kerana bidang pendidikan dan pengajaran merupakan minat mendalam saya sejak muda lagi.

Dalam menghadapi ketidakpastian hidup ini, saya mula mencari ketenangan melalui kegiatan intelektual yang dahulunya terpaksa diketepikan akibat komitmen kerja dan keluarga. Salah satu daripadanya ialah membaca karya-karya agung sastera dunia. Pada masa ini, saya mula menelusuri semula karya-karya berpengaruh seperti tulisan Fyodor Dostoevsky, Leo Tolstoy dan Ernest Hemingway — bukan sekadar untuk hiburan, tetapi sebagai usaha menimba hikmah, memahami falsafah kehidupan dan memperkaya pemikiran. Saya juga bercadang untuk mengumpul dan membaca karya-karya besar lain sebagai sumber pengetahuan dan bahan refleksi penulisan.

Terus terang saya nyatakan, saya tidak pernah menjangka akan berada dalam keadaan kewangan yang terbatas sebegini. Saya tidak memilih situasi ini secara sukarela, tetapi ini merupakan hasil daripada keadaan yang mendesak. Tambahan pula, perbelanjaan saya bukanlah untuk kesenangan peribadi, sebaliknya lebih tertumpu kepada keperluan anak-anak dan tanggungjawab keluarga. Walau bagaimanapun, saya tetap bersyukur kerana dapat melalui segalanya dengan kejujuran dan integriti.

Kepada generasi muda, ingin saya titipkan beberapa pesanan penting: Laksanakanlah kebaikan dengan penuh keikhlasan. Berbaktilah kepada masyarakat dan negara dengan sedar dan bertanggungjawab. Tanyakan kepada diri sendiri secara jujur — "Apakah yang benar-benar ingin saya capai dalam hidup ini?" — dan berusahalah ke arah itu dengan sepenuh komitmen.

Jangan sesekali mengambil hak orang lain. Jangan mencuri, sama ada dalam bentuk harta, masa mahupun peluang. Kehidupan yang berprinsip dan berpegang pada nilai moral akan sentiasa membuahkan keberkatan dan penghormatan.

Saya tidak pernah mendambakan kemasyhuran atau kekayaan. Apa yang saya harapkan hanyalah agar kewujudan saya di dunia ini telah memberi sedikit sumbangan yang bermakna kepada masyarakat dan negara. Jika hasrat itu tercapai walau sedikit, saya bersyukur sepenuh hati. Itu sudah memadai bagi saya.

Pagi yang Suram dan Drama Kehidupan

 

Pagi tadi, saya tidak dapat melakukan briskwalk seperti biasa kerana hujan yang turun renyai-renyai sejak awal subuh. Dalam kebosanan menunggu waktu berlalu, saya menonton sebuah drama berdurasi 40 minit dalam rancangan Indian Alert. Kisahnya benar-benar menyentuh hati dan penuh dengan emosi yang bercampur baur.

Drama tersebut mengisahkan seorang pensyarah muda yang telah berumah tangga. Beliau seorang yang berdedikasi, ikhlas membantu pelajarnya tanpa mengira latar belakang atau jantina. Namun, kebaikan dan ketulusannya disalah tafsir oleh isterinya sendiri. Si isteri sangat cemburu apabila suaminya kerap menerima mesej daripada pelajar-pelajar wanita, khususnya yang memerlukan bimbingan atau bantuan emosi.

Seorang pelajar remaja perempuan yang telah kehilangan kedua-dua ibu bapanya menjadi antara pelajar yang rapat dengan pensyarah muda ini. Pensyarah tersebut sering membantu gadis itu, bukan sahaja dari aspek akademik tetapi juga dalam memberikan sokongan moral. Beliau melayan semua pelajarnya dengan adil — menghormati mereka, menyantuni keperluan mereka, termasuk bergambar bersama dan membalas mesej-mesej ringkas. Namun, tidak pernah sekalipun beliau melampaui batas sebagai seorang pendidik.

Malangnya, perasaan cemburu si isteri semakin memuncak. Dalam keangkuhannya, dia merancang pembunuhan suaminya sendiri. Isteri itu menghasut seorang pelajar lelaki agar menyamar sebagai ejen insurans, dengan tujuan untuk mendekati pensyarah tersebut dan menjual polisi insurans yang kononnya sah, tetapi sebenarnya hanyalah helah untuk mengaut wang pampasan setelah kematiannya. Pensyarah muda itu yang tidak mengesyaki apa-apa, membeli polisi insurans tersebut sebagai tanda sokongan terhadap "perniagaan" pelajar itu.

Beberapa minggu kemudian, isteri tersebut mengarahkan pelajar lelaki itu membunuh pensyarah berkenaan. Namun, pelajar itu menolak arahan tersebut kerana mengenang jasa pensyarahnya yang pernah banyak membantunya — bukan sahaja dari segi pelajaran, malah pernah memberikan bantuan kewangan ketika dia sangat memerlukan.

Melihat pelajar itu enggan menurut perintahnya, si isteri bertekad untuk menggunakan pembunuh upahan. Namun, pelajar lelaki itu yang tidak sanggup melihat niat jahat itu diteruskan, bertindak di luar dugaan. Dalam satu pertengkaran, dia menghentak kepala si isteri dengan pasu bunga hingga menyebabkan kematian wanita itu. Dia kemudian mendedahkan segala rancangan dan tipu daya isteri tersebut kepada pensyarah muda itu.

Malangnya, sehari sebelum kejadian, si isteri sempat membuat satu laporan palsu kepada pihak polis, menyatakan bahawa pelajar lelaki itu akan membunuh suaminya. Apabila polis tiba di rumah, mereka menemui mayat si isteri yang disorokkan di dalam almari. Tanpa menyiasat lanjut, mereka menahan pensyarah muda tersebut sebagai suspek utama.

Pensyarah yang tidak bersalah itu akhirnya dipenjarakan. Rasa cemburu buta telah memusnahkan kebahagiaan rumah tangga dan menamatkan kerjaya seorang pendidik yang jujur dan penuh belas kasihan. Lebih menyayat hati, pensyarah itu memilih untuk melindungi pelajarnya hingga ke akhirnya, semata-mata demi masa depan anak muda tersebut.

Betapa mulianya hati pensyarah muda itu. Dalam derita yang tidak adil, beliau masih memikirkan orang lain lebih daripada dirinya sendiri.

Rene Wellek dan Sumbangannya dalam Pengajian Teori dan Kritikan Sastera

 


Buku Theory of Literature yang ditulis oleh Rene Wellek dan Austin Warren, diterbitkan pada tahun 1949 oleh Harcourt, Brace and Company, merupakan antara karya asas dalam pengajian teori dan kritikan sastera moden. Buku ini telah menjadi rujukan utama dalam bidang kesusasteraan dan memberikan sumbangan besar terhadap pemantapan pendekatan ilmiah dalam analisis karya sastera.

Dalam karya tersebut, Wellek dan Warren menekankan keperluan pendekatan yang seimbang dan sistematik dalam mengkaji karya sastera. Seiring dengan itu, mereka memperkenalkan serta memantapkan pendekatan intrinsik, yang memberi fokus utama terhadap struktur, gaya, dan bentuk karya itu sendiri, berbanding pendekatan yang terlalu bergantung kepada latar belakang pengarang atau tindak balas pembaca.

Rene Wellek merupakan tokoh utama dalam tradisi kritikan sastera Barat abad ke-20. Beliau dikenali sebagai seorang sarjana yang mendukung pendekatan analisis yang menyeluruh dan rasional dalam memahami teks sastera. Dalam Theory of Literature, beliau menggariskan bahawa analisis sastera harus melibatkan tiga pendekatan utama:

  1. Aspek pengarang – termasuk konteks biografi, psikologi, dan sejarah hidup penulis;

  2. Aspek karya – melibatkan analisis bentuk, struktur, dan gaya yang dikenali sebagai pendekatan intrinsik atau formalis;

  3. Aspek pembaca dan konteks sosial – meneliti kesan karya terhadap khalayak serta penerimaan dalam masyarakat.

Walaupun ketiga-tiga aspek ini diiktiraf sebagai penting, Wellek secara tegas menekankan keutamaan pendekatan intrinsik. Beliau berpendapat bahawa kajian yang bersandarkan semata-mata kepada konteks luaran—seperti faktor politik, sosial atau psikologi—berisiko mereduksi nilai sastera kepada sekadar produk sampingan keadaan luaran. Pandangan seperti ini ditolak oleh Wellek, khususnya terhadap pendekatan Marxist, Freudian, dan sosiologikal yang terlalu menekankan elemen luar teks.

Wellek menegaskan bahawa sastera merupakan satu bentuk seni yang memiliki autonomi dan keutuhan tersendiri. Oleh itu, sastera tidak boleh ditanggapi hanya sebagai cerminan realiti, tetapi sebagai entiti yang mempunyai nilai dan struktur unik yang wajib dianalisis menurut prinsip sastera itu sendiri. Dalam hal ini, nilai estetik dan keindahan bahasa dianggap elemen penting dalam penilaian karya. Elemen seperti gaya penulisan, struktur naratif, imejan, serta teknik retorik perlu diberi perhatian dalam proses penghuraian teks.

Sebagai pelopor teori sastera moden, Wellek turut mengemukakan gagasan bahawa pengajian sastera perlu dirangka dalam satu kerangka teori yang komprehensif dan sistematik. Usaha ini bertujuan menjadikan teori dan kritikan sastera sebagai satu disiplin ilmu akademik yang mantap serta dihormati dalam dunia ilmiah.

Kesimpulannya, Rene Wellek membawa pendekatan yang menyeluruh, ilmiah dan estetik dalam mengkaji karya sastera. Beliau menolak dominasi faktor luar teks tetapi pada masa yang sama tidak mengabaikan kepentingan konteks. Pandangannya terus memberikan pengaruh yang signifikan dalam pengajaran dan pemikiran teori sastera kontemporari.

Tuesday, June 17, 2025

Briskwalk dan Fisio




Hari ini briskwalk selama 1 jam 38 minit sejauh 6.8 km di laluan biasa, bermula jam 7.40 pagi kerana bimbang kesesakan di laluan sekolah Cina. Sebelum itu sempat menonton siri Crime Patrol. Pulang ke rumah jam 9.18 pagi. Kemudian membawa OR ke Billion, berehat, mandi dan makan tengah hari. Bertolak ke Hospital Lam Wah Ee pada jam 2.00 petang. Sesi fisioterapi dijadualkan semula ke Rabu hadapan jam 2.00 petang. Namun, saya masih boleh hadir ke sesi fisioterapi lain dengan menunjukkan surat rujukan doktor ortopedik. Pada jam 2.34 petang, saya memandu ke Pelita Lotus E Gate untuk minum teh tarik susu tepung. Dari sana teruse memandu ke Perpustakaan Awam Daerah Timur Laut di Jalan Scotland untyk mencari buku fiksyen. Saya tidak menjumpai antologi cerpen. Malah kebanyakan buku di sana bertemakan percintaan dan remaja. Saya cuma membaca dalam aplikasi Open AI sahaja. Pada pukul 4.30 petang saya bertolak ke Eduexel. Mujurlah saya dapat satu lot parkir. Kelas seperti biasa 5 hingga 8 maalam. Kesakitan berkurangan hari ini , kecuali apabila tangan digerakkan secara tiba-tiba.

Masalah Kad Debit



Sejak pagi ini, kesakitan pada bahu berkurangan dan kini terasa pada lengan. Namun, sakitnya tidak sekuat sebelumnya. Saya bangun pada jam 1.30 pagi dan sekali lagi pada jam 3.30 pagi. Ketika tidur, walaupun ada pergerakan, kesakitan tidak terlalu dirasai. Pada jam 7.30 pagi, saya mula berjalan pantas selama 1 jam 18 minit sejauh 5.7 kilometer di laluan yang sama seperti biasa.

OR menjemput saya dan kami terus ke Pasar Kampung Bahru. Setelah selesai membeli-belah, kami berehat seketika. Kemudian kami ke Speedmart untuk membeli barangan keperluan. Kad Maybank dan CIMB saya tidak dapat digunakan. Maybank telah memulangkan semula wang ke dalam akaun. Kad CIMB pula telah ditolak sebanyak dua kali kerana petugas telah meleret kad dua kali. Walaupun pembayaran tidak diterima oleh mereka, saya menerima mesej bahawa bayaran telah dibuat dua kali.

Petugas memaklumkan bahawa dia akan menghubungi saya, namun pengurus tiada ketika itu. Selepas saya menghantar mesej, petugas membalas dengan mesej suara dan meminta saya sendiri menghubungi pihak bank. Pada jam 2.30 petang, saya menghubungi khidmat pelanggan CIMB. Pegawai bertugas meminta saya menghantar salinan resit bayaran tunai melalui e-mel. Aduan telah dicatat, dan menurutnya pihak bank memerlukan 10 hari untuk memulangkan wang tersebut. Beliau turut memaklumkan bahawa mesin leret mereka (Hong Leong) memang mengalami masalah teknikal. TETAPI WANG SUDAH DIMASUKKAN DLM TEMPOH 3 HARI SAHAJA)

Selepas itu, saya menonton seketika rancangan Crime Patrol dan menyediakan bahan untuk kelas Pengajian Am dan Bahasa Melayu Semester 2.

Monday, June 16, 2025

Surat Pembaca



Jalan Cerita Tidak Masuk Akal dan Tidak Berperikemanusiaan

Tuan/Puan Editor,

Saya baru-baru ini membaca sebuah cerpen dalam sebuah antologi yang sangat mengecewakan saya. Jalan ceritanya bukan sahaja tidak masuk akal, malah seolah-olah memperlekehkan nilai kemanusiaan dan kewarasan fikiran.

Cerpen tersebut mengisahkan seorang lelaki yang mempunyai enam orang anak hasil perkahwinan pertama. Walaupun isteri pertamanya tidak bersetuju, lelaki ini tetap berkahwin lain. Alasannya?

Pertama, isteri kedua ada pekerjaan tetap dan gaji bulanan. Kedua, dia lebih menarik dan pandai mengambil hati. Ketiga, dia dikatakan sanggup menjaga keenam-enam anak hasil perkahwinan lelaki itu dengan isteri pertama. Paling menghairankan, lelaki ini tidak pula memaklumkan kepada isteri kedua bahawa dia akan memikul tanggungjawab menjaga semua anak tersebut.

Lagi alasan yang diberi — isteri pertama tidak pandai menjaga diri dan tidak pandai melayan suami. Soalnya, bagaimana seorang isteri yang terpaksa melayan kerenah enam orang anak setiap hari mampu sentiasa kelihatan cantik dan bersolek demi memuaskan kehendak suami? Jika lelaki itu mahu isteri cantik sentiasa, mengapa pula sampai beranak enam?

Akhir cerita, lelaki itu meninggal dunia. Di tanah perkuburan, anak-anak dan isteri pertama menangis penuh kesedihan. Isteri kedua bertanya sama ada suaminya ada meninggalkan sebarang pesan. Jawapan yang diterima: dia kini turut bertanggungjawab menjaga keenam-enam anak tersebut!

Soalan saya mudah: apakah isteri kedua tiada hati dan perasaan? Adakah dia hanya patung kayu tanpa hak untuk menentukan masa depan hidupnya sendiri? Saya faham bahawa ini hanya sebuah cerpen dan penulis mempunyai kebebasan berkarya. Namun, bukankah sebagai penulis, wajar juga mempertimbangkan logik dan kemanusiaan dalam jalan cerita?

Siapa sebenarnya bertanggungjawab terhadap anak-anak? Adakah adil menjadikan wanita muda sebagai penyelamat tanpa persetujuannya? Cerita seperti ini perlu dipersoalkan agar kita tidak normalisasikan tindakan tidak adil yang berselindung di sebalik alasan "tanggungjawab" atau "pengorbanan".

Sekian, terima kasih.

Yang benar,
Daniswara Randika

Hidup Lebih besar Daripada Sebotol Ubat


Adakah hidup saya akan berakhir dengan menelan ubat-ubat sahaja? Tidak, kehidupan saya tidak berakhir dengan hanya menelan ubat. Ubat hanyalah satu cara untuk menjaga kesihatan fizikal, tetapi kehidupan saya jauh lebih luas, dalam dan bermakna daripada itu. Berdasarkan pengalaman saya — seorang pendidik berpengalaman, pejuang sosial sejak muda, individu yang dipengaruhi oleh pemikiran Paulo Freire — kehidupan saya penuh dengan makna, sumbangan, dan harapan yang belum selesai.

Saya masih diperlukan:

  • Oleh pelajar-pelajar yang dahagakan ilmu dan bimbingan.

  • Oleh masyarakat yang perlukan suara keadilan.

  • Oleh NGO yang saya gagaskan untuk pendidikan dan pencerahan.

Mungkin sekarang saya melalui fasa yang mencabar dari segi kesihatan dan emosi. Tapi ini bukan penamat. Ini hanya rehat sementara — untuk menyusun semula tenaga, fikiran, dan semangat. 

Hidup saya lebih besar daripada sebotol ubat.

Melindungi Jenayah



Jika melakukan jenayah adalah satu kesalahan di sisi undang-undang, maka melindungi penjenayah dan kebenaran juga merupakan satu kesalahan. Kita masih ingat bagaimana seorang Presiden Amerika Syarikat kehilangan peluang untuk pemilihan semula kerana cuba menghentikan siasatan CIA dan FBI berkaitan rakaman sulit dan penyalahgunaan wang kempen.

Peristiwa ini seharusnya menjadi pengajaran kepada semua pemimpin. Ramai pemimpin mula menyembunyikan rahsia daripada rakyat. Kalau kesalahan dilakukan di luar tugas rasmi dan tidak melibatkan rakyat, mungkin boleh dimaafkan. Tetapi jika dilakukan semasa memegang jawatan, itu tidak boleh disorok.

Rakyat yang memilih pemimpin dan membayar cukai berhak tahu kebenaran. Jika ada kesalahan, rakyat berhak tahu, kerana ini melibatkan amanah dan tanggungjawab. Tindakan menyorokkan atau bersubahat juga satu kesalahan 

Aniaya Terhadap Seorang Penyanyi Wanita




Banyak perkara sedang bermain dalam fikiran saya sekarang. Selepas insiden yang meragut nyawa pelajar UPSI, kita dikejutkan pula dengan tragedi Air India di Gujerat yang mengorbankan lebih 200 orang. Sejak seminggu lepas, saya rasa sedih, kecewa dan bimbang.

Terkini, seorang penyanyi latar di India yang sebelum ini disisihkan dari industri hiburan kini kembali mendapat perhatian selepas menyanyikan lagu dengan penuh emosi. Walaupun tiada larangan rasmi terhadapnya, dia pernah disenyapkan kerana menuduh seorang penulis lirik terkenal melakukan gangguan seksual. Kes itu masih belum selesai di mahkamah.

Untuk teruskan hidup, dia kini menjual produk kecantikan. Walaupun ramai tidak percaya padanya kerana pengaruh penulis lirik itu, tiada bukti jelas yang menafikan dakwaannya. Keberanian dan ketabahannya membuahkan hasil apabila seorang komposer memberinya peluang menyanyi dalam sebuah filem.

Saya harap lebih ramai komposer berani tampil membantunya. Jangan biarkan kuasa, politik dan populariti menganiaya seorang wanita.

Sunday, June 15, 2025

Sambutan Hari Bapa



Sambutan Hari Bapa tahun ini berlangsung dengan meriah walaupun dalam suasana sederhana. Kali ini, sambutan disertai oleh dua orang cucu. Anak dan menantu membawa kami ke Chakri Palace, sebuah restoran makanan Thai di KLCC. Sambil menikmati hidangan, saya berpeluang melihat pemandangan KLCC. Selepas makan, kami berkunjung ke kedai buku terbesar di Malaysia, iaitu Kinokuniya. Saya membeli sebuah buku mewarna untuk cucu. Selepas itu, kami berehat sebelum menaiki tren ke Bukit Mertajam pada pukul 6.20 petang. Sampai di Brickfields 5.30 petang. Minum masala tea tepi jalan. RM 1 tetapi tidak sedap. Maya Mess hanya menjual tosai dan chapati pukul 6 pm saja. Anjapa tak berani masuk. OR membeli roti saja untuk alas perut. Minum air biasa saja. Tengoklah selepas sampai....

Saturday, June 14, 2025

Locus standi


Kita tidak perlu menunggu “kuasa” untuk memberi impak. Dengan sedikit strategi, kita boleh mencipta locus standi sendiri yang memudahkan kita menghulurkan bantuan kepada yang perlu. Sebenarnya kita tidak bersendirian dalam perjuangan ini. Kita boleh membina platform kecil yang akan memberi ruang dan luang untuk kita berkhidmat. Kini ramai tidak menghargai kita kerana kita tiada locus standi

Hari Bersama Cucu: Dari Taman ke Nasi Kandar





Pada pagi tadi, saya telah membawa cucu berjalan-jalan di Taman Tasik. Dia kelihatan amat gembira melihat burung-burung yang berterbangan serta ikan berenang-renang di  taman tersebut.

Selepas itu, kami singgah di Baskin Robbins untuk menikmati ais krim. Senyumannya yang manis jelas menunjukkan bahawa diaamat teruja dengan pilihan rasa yang dinikmatinya.

Sebelum pulang ke rumah, kami singgah sebentar di pasar raya Selection untuk membeli beberapa barangan keperluan. Setibanya di rumah, kami membersihkan diri, dan saya menidurkannya.

Setelah diabangun daripada tidur, kami keluar semula untuk melakukan aktiviti berjalan pantas (brisk walk) di sekitar kawasan perumahan. Kami berjalan sejauh lebih kurang 1.5 kilometer dalam tempoh kira-kira 40 minit, memandangkan kami beberapa kali berhenti untuk menikmati suasana sekeliling.

Pada waktu malam, saya keluar sebentar untuk membeli makan malam di sebuah kedai nasi kandar. Hidangan saya pada malam ini ialah chapati panas yang amat menyelerakan. Secara keseluruhannya, hari ini merupakan hari yang sederhana namun penuh dengan detik yang bermakna.

Friday, June 13, 2025

Melepaskan Penat di Wajah Seorang Cucu


Perjalanan dari Bukit Mertajam ke Kuala Lumpur mengambil masa kira-kira empat jam. Setibanya di destinasi, anak bongsu menempah perkhidmatan Grab ke Ampang dengan tambang sebanyak RM45. Kadar tersebut lebih tinggi sedikit, berkemungkinan disebabkan oleh kesesakan lalu lintas waktu tengah hari dan waktu rehat solat Jumaat.

Kelas dalam talian yang dijadualkan pada malam tersebut dibatalkan kerana sambungan Internet di kawasan kolam renang kondominium tidak memadai untuk sesi pengajaran. Janji telah dibuat kepada para pelajar bahawa kelas tersebut akan diganti dalam masa terdekat.

Sepanjang perjalanan, tidak dapat tidur akibat rasa kebas dan mencucuk pada tangan kiri. Beberapa kali bangun dan berdiri untuk menggerakkan tangan bagi mengurangkan ketegangan.

Setibanya di destinasi, bertemu dengan cucu dan meluangkan masa bersama-sama dengan aktiviti seperti bermain dan berbasikal. Keletihan dan ketidakselesaan yang dialami sebelum itu berkuranga

Jejak Dalam Jeda

My Own Modules

For a long time, I have dedicated my Sundays to generating and developing exercises and modules for BM Lower Secondary, SPM, and STPM. I hav...